Minggu, 15 Desember 2013

Mesjid Senilai Rp. 4,05 milliar Kebanggaan Masyarakat Sungayang


Di tengah-tengah gemericik hujan yang turun di nagari Sungayang, kami pergi ke lokasi mesjid yang bisa dikatakan mesjid termegah di Sumatera Barat. Sesampainya di lokasi terlihatlah mesjid tersebut dengan warna hijau yang sangat menyejukkan mata  dan dihiasi dengan air mancur di halaman mesjid tersebut, 2 menara yang terlihat berdiri kokoh di atas mesjid tersebut menambahkan kesan mewah pada mesjid ini. Dan kami disambut oleh petugas mesjid itu sendiri, karena pengurus mesjid tidak bisa hadir lantaran hari hujan, petugas mesjid tersebut bernama pak Yondri, dia sangat ramah dan sangat senang membantu kami untuk mengelilingi mesjid tersebut dan menjawab setiap pertanyaan yang kami berikan.
Mesjid Baiturrahman adalah mesjid termegah dan tercantik yang berada di nagari sungayang, sebuah kenagarian yang berjarak sekitar tujuh km dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Mesjid ini dibangun oleh kesepakatan masyarakat bersama, dan juga dengan gerakan wakaf. Mesjid senilai Rp. 4,05 milliar ini dibangun dari dana masyarakat perantau sungayang dan donatur lainnya.
Mesjid ini sempat mengalami beberapa renovasi, yaitu 1926 akibat gempa bumi padang panjang dan pada tahun 1988. Namun, mesjid ini mengalami kerusakan berat akibat gempa pada tahun 2007 sehingga pembangunannya harus diroboh totalkan karena tidak layak pakai lagi. Pembangunan mesjid ini kembali dilakukan tidak lama setelah itu dan selesai pada tahun 2011. “peletak batu pertama pembangunan mesjid dilakukan oleh bupati tanah datar ini sendiri” tutur pak Yondri selaku petugas mesjid ini.
Mesjid baiturrahman ini diresmikan oleh Gubenur Sumatera barat Irwan Prayitno, peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dihalaman mesjid itu. Acara peresmian dihadiri Bupati Tanah Datar, M. Shadiq Pasadigoe, Dirut PT Semen Padang, H. Munadi Arifin, Muspida Tanah Datar, Kakanwil Kementrian agama Sumatera Barat, Pemuka Masyarakat dan masyarakat sekitar.
“Mesjid ini diresmikan pada hari sabtu tanggal 3 september 2011, arsitektur dan kaligrafi mesjid ini terinspirasi dari mesjid nabawi madinah, kaligrafi ini tidak diukirkan melainkan di printing seperti spanduk, dan juga mesjid ini mampu menampung jamaah sebanyak 1000 jamaah” tambah pak Yondri.
Model mesjid yang menyerupai mesjid nabawi dimadinah ini awalnya dikonsep oleh Dt. Sanguno dirajo, kemudian diserahkan kepada panitia pembangunan, kemudian diserahkan kepada arsiteknya Rori Pasla di politeknik UNAND padang untuk membuatkan rencana teknisnya. Mesjid yang mempunyai 4 menara ini mempunyai 5 buah kubah di dalam mesjid, dimana 5 buah kubah tersebut melambangkan 5 jorong di nagari sungayang. Ketika kami memasuki mesjid ini, rasa kagum menyelimuti hati kami, bagaimana tidak semua yang ada didalam ruangan mesjid ini, mulai dari lantai, lonteng, dinding membuat kami terasa berada di mesjid nabawi yang aslinya. Lampu-lampu mewah yang menghiasi langit-langit mesjid yang begitu indah, membuat semua pengunjung yang ada disana terpana melihatnya.
Ada yang unik di mesjid ini, yaitunya mesjid cantik di nagari sungayang ini mempunyai banyak ruangan, yang mana setiap ruangan mempunyai fungsi masing-masing, diantaranya yaitu ruang kantor, ganti mukenah, ruangan tempat whudu khusus imam, ruangan perlengkapan dan mesjid ini juga mempunyai perpustakaan kecil-kecilan yang didalamya berisi buku-buku tafsir. Diteras mesjid ini juga dilengkapi dengan papan informasi bagi pengunjung yang ingin tahu tentang mesjid ini bisa melihat papan informasi, mulai dari pengurus mesjid sampai kegiatan yang pernah dilakukan oleh mesjid itu sendiri.
Mesjid yang di ketuai oleh bapak Drs. H. Masrefi, Ms ini mempunyai kegiatan rutin tiap bulan dan tiap minggunya, “kegiatan di mesjid ini biasanya melakukan katam Quran, wirid tiap minggunya, dan juga sekali sebulan kami juga mendatangkan DR. H. Gusrizal Gazaha, Lc” tambah pak Yondri. Tapi sangat disayangkan mesjid semegah ini tidak ada mempunyai TPA dan juga grup kasidahnya tidak aktif, menurut pak Yondri semua itu dikarenakan generasi baru sekarang belum ada yang menjadi ulama dan tidak ada yang mau menggerakkan kegiatan itu, beda dengan generasi yang dulu di nagari sungayang ini banyak menciptakan para ulama dan kegiatan islami di mesjid tersebut banyak yang aktif. “ untuk mengantisipasi itu semua, kami dari pihak mesjid ini mewajibkan seluruh anak di Nagari Sungayang masuk MDW” tutur pak Yondri.
Disaat kami sedang bercengkrama dengan pak Yondri, kami melihat sekelompok anak-anak berpakaian muslim dengan wajah yang sangat ceria memasuki mesjid ini dengan seorang Ustadz, pak Yondri mengatakan bahwasanya orang-orang itu adalah peserta MDW dengan gurunya. Anak-anak ini sangat bersemangat mengikuti belajar membaca Alquran, sehingga membuat suaranya memenuhi seluruh ruangan mesjid baiturrahman, yang akan menjadi generasi penerus kegiatan dimesjid yang megah ini. Mutia Hartati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar