Minggu, 15 Desember 2013

Perkembangan Rabab dari Zaman Dahulu, Sekarang, dan Kedepannya


Rabab adalah salah satu musik tradisional masyarakat minang pesisir selatan sumatera barat yang saat sekarang ini peminatnya sudah berkurang terutama pada kalangan remaja, karna remaja sekarang lebih suka melihat orgen tunggal dan band daripada musik rabab itu sendiri. Oleh krena itu, saya akan menjelaskan perkembangan rabab itu sendiri supaya musik rabab ini bisa diketahui oleh masyarakat luas dan lebih disukai oleh kalangan remaja.
            Jika bicara tentang rabab saya telah betemu dengan nara sumber yang berprofesi sebagai tukang rabab, dia telah lama menekuni profesi sebagai tukang rabab yaitu mulai tahun 1972 sampai sekarang. M. Janis, orang-orang biasanya memanggilnya bapak anis, pak anis adalah seorang tukang rabab yang banyak dikenal oleh masyarakat pesisir selatan bukan masyarakat pesisir selatan saja bahkan masyarakat diluar pulau sumaterapun sudah mengenal bapak ini, bapak ini lahir pada tanggal1 januari 1953 di balai selasa pesisir selatan, yang mendorong bapak ini menjadi tukang rabab adalah karna faktor ekonomi.
            Pada zaman dahulu ada 4 sekawan yang tergabung dalam melakukan pertunjukan musik rabab, 4 sekawan itu bernama Picam dia berasal dari kambang, Pirin dia berasal dari surantih, Munas dan alamsyah juga berasal dari kambang. Orang yang mendirikan Rabab ini tidak lain adalah bapak Picam kemudian dia mengembangkan musik rabab ini kepada muridnya yaitu Pirin, Munas, Alamsyah dan bapak Anis adalah muridnya pak Pirin. 4 sekawan ini pernah mengikuti festival di Jakarta, dan juga keempat orang ini mempunyai keahliahnya masing-masing, dimana bapak Picam sangat ahli pada perasaian, bapak Pirin sangat ahli bakaba, bapak Munas ahli dibidang maratok, dan bapak Alamsyah ahli dibidang badendang, pada zaman sekarang ini tidak ada yang bisa mengalahkan mereka berempat.
            
 Pada zaman dulu tepatnya sebelum tahun 1977 musik Rabab tidak mengunakan gendang sebagaimana sekarang, dulu musik Rabab ini memiliki jadwal yaitu pada jam 7 malam menceritakan nasib dan perasaian, jam 11 malam malereng, dan jam 2 malam bakaba dan juga dalam menampilkan pertunjukkan musik rabab ini pemainnya harus duduk diatas kasur dan bantal dimana kasur dan bantal ini berfungsi sebagai jimat. Jadwal dendang secara rinci yaitu:
Pembukaan atau sikambang data
Masuk jadwal atau sikambang lagan
Sikambang aia terjun atau lagu-lagu dulu
Dendang parasaian
Dendang parantauan
Dendang kapaneh
Dendang hujan
Dendang buruang
Dendang bungo
Pacaraian
Penutup

Pada tahun 1977 barulah gendang masuk dalam musik Rabab dikarenakan musik rabab banyak membuat penontonnya kurang bersemangat menontonnya dan oleh sebab itu diciptakanlah gendang oleh Lidar dan Mayor, lagu pertama yang dibawakan adalah lagu sitinjau lauik dan tukang gendangnya yaitu bapak Pirin.
            Pada tahun 1980 sampai sekarang musik Rabab yang dibawakan oleh orang-orang tersebut adalah tiruan bukan hasil belajar dari guru besar tukang rabab itu sendiri. Dulu dan sekarang banyak sekali terdapat perbedaan diantaranya dari segi peminatnya, dulu banyak sekali kalangan remaja menyukai musik rabab sedangkan sekarang sudah sedikit dan mudah cepat puas dan semua itu dikarenakan oleh musik rabab itu sendiri, musik rabab yang sekarang tidak sebagus musik rabab zaman dahulu.
            Perkembangan musik tradisional Rabab ini untuk kedepannya mungkin bisa ditemukan di daerah Sindang tepatnya di lunang silaut atau dibagian selatan pesisir karena di daerah sini banyak sekali peminat musik Rabab dan juga sudah didirikan sanggar musik Rabab. Kalau untuk keseluruhan peminat musik Rabab ini tidak sebanyak zaman dahulu.

Sumber: M. Janis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar