Rabab adalah salah satu musik tradisional
masyarakat minang pesisir selatan sumatera barat yang saat sekarang ini
peminatnya sudah berkurang terutama pada kalangan remaja, karna remaja sekarang
lebih suka melihat orgen tunggal dan band daripada musik rabab itu sendiri. Oleh
krena itu, saya akan menjelaskan perkembangan rabab itu sendiri supaya musik
rabab ini bisa diketahui oleh masyarakat luas dan lebih disukai oleh kalangan
remaja.
Jika bicara tentang rabab
saya telah betemu dengan nara sumber yang berprofesi sebagai tukang rabab, dia
telah lama menekuni profesi sebagai tukang rabab yaitu mulai tahun 1972 sampai
sekarang. M. Janis, orang-orang biasanya memanggilnya bapak anis, pak anis
adalah seorang tukang rabab yang banyak dikenal oleh masyarakat pesisir selatan
bukan masyarakat pesisir selatan saja bahkan masyarakat diluar pulau
sumaterapun sudah mengenal bapak ini, bapak ini lahir pada tanggal1 januari
1953 di balai selasa pesisir selatan, yang mendorong bapak ini menjadi tukang
rabab adalah karna faktor ekonomi.
Pada zaman dahulu ada 4
sekawan yang tergabung dalam melakukan pertunjukan musik rabab, 4 sekawan itu
bernama Picam dia berasal dari kambang, Pirin dia berasal dari surantih, Munas
dan alamsyah juga berasal dari kambang. Orang yang mendirikan Rabab ini tidak
lain adalah bapak Picam kemudian dia mengembangkan musik rabab ini kepada
muridnya yaitu Pirin, Munas, Alamsyah dan bapak Anis adalah muridnya pak Pirin.
4 sekawan ini pernah mengikuti festival di Jakarta, dan juga keempat orang ini
mempunyai keahliahnya masing-masing, dimana bapak Picam sangat ahli pada perasaian, bapak Pirin sangat ahli bakaba, bapak Munas ahli dibidang maratok, dan bapak Alamsyah ahli
dibidang badendang, pada zaman
sekarang ini tidak ada yang bisa mengalahkan mereka berempat.
Pada zaman
dulu tepatnya sebelum tahun 1977 musik Rabab tidak mengunakan gendang
sebagaimana sekarang, dulu musik Rabab ini memiliki jadwal yaitu pada jam 7 malam
menceritakan nasib dan perasaian, jam 11 malam malereng, dan jam 2 malam bakaba
dan juga dalam menampilkan pertunjukkan musik rabab ini pemainnya harus duduk
diatas kasur dan bantal dimana kasur dan bantal ini berfungsi sebagai jimat.
Jadwal dendang secara rinci yaitu:
Pembukaan atau sikambang data
Masuk jadwal atau sikambang lagan
Sikambang aia terjun atau lagu-lagu dulu
Dendang parasaian
Dendang parantauan

Dendang hujan
Dendang buruang
Dendang bungo
Pacaraian
Penutup
Pada tahun 1977 barulah gendang masuk dalam musik
Rabab dikarenakan musik rabab banyak membuat penontonnya kurang bersemangat
menontonnya dan oleh sebab itu diciptakanlah gendang oleh Lidar dan Mayor, lagu
pertama yang dibawakan adalah lagu sitinjau
lauik dan tukang gendangnya yaitu bapak Pirin.
Pada tahun 1980 sampai
sekarang musik Rabab yang dibawakan oleh orang-orang tersebut adalah tiruan bukan
hasil belajar dari guru besar tukang rabab itu sendiri. Dulu dan sekarang
banyak sekali terdapat perbedaan diantaranya dari segi peminatnya, dulu banyak
sekali kalangan remaja menyukai musik rabab sedangkan sekarang sudah sedikit
dan mudah cepat puas dan semua itu dikarenakan oleh musik rabab itu sendiri,
musik rabab yang sekarang tidak sebagus musik rabab zaman dahulu.
Perkembangan musik
tradisional Rabab ini untuk kedepannya mungkin bisa ditemukan di daerah Sindang
tepatnya di lunang silaut atau dibagian selatan pesisir karena di daerah sini
banyak sekali peminat musik Rabab dan juga sudah didirikan sanggar musik Rabab.
Kalau untuk keseluruhan peminat musik Rabab ini tidak sebanyak zaman dahulu.
Sumber: M. Janis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar